LP GONORHOE
LAPORAN
PENDAHULUAN
A.
Definisi
Gonorhea
adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang
penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital,
ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. Gonore dapat menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore
bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
B.
Etiologi
Penyebab
pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat patogen. Daerah
yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau
lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas.
C.
Manifestasi Klinis
Pada
pria:
1.
Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
2.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti
nyeri ketikaberkemih
3.
Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan
keluarnya lendir mukoid dari uretra
4.
Retensi urin akibat inflamasi prostat
5.
Keluarnya nanah dari penis.
Pada
wanita:
1.
Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2.
Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau
bulan (asimtomatis)
3.
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
4.
Nyeri ketika berkemih
5.
Keluarnya cairan dari vagina
6.
Demam
7.
Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan
rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
D.
Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu
yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:
1.
Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram
negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
2.
Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.
Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
3.
Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi
positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
4.
Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna
kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
5.
Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan
untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
E.
Komplikasi
Komplikasi
pada pria:
1.
Prostatitis
2.
Cowperitis
3.
Vesikulitis seminalis
4.
Epididimitis\
5.
Infeksi traktus urinarius
superior
Komplikasi
pada wanita:
1.
Komplikasi uretra
2.
Bartholinitus
3.
Endometritis dan metritis
4.
Salphingitis
F.
Pengobatan
1. Medikamentosa
Walaupun
semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’
yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin
masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
Untuk
sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
Spectinomycin
berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap
penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita. Pengobatan
jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
2. Non-medikamentosa
Memberikan
pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
1.
Bahaya penyakit menular seksual
2.
Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
3.
Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
4.
Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
dihindari.
5.
Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
Nyeri b.d reaksi infeksi
Tujuan:
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
1.
Mengenali faktor penyebab
2.
Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
3.
Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
4.
Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
Intervensi:
1.
Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan
onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor presipitasi.
2.
Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
3.
Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
4.
Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
5.
Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
6.
Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (ex.: relaksasi, guided imagery,
terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS, hipnotis, terapi
aktivitas)
7.
Berikan analgesik sesuai anjuran
8.
Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
9.
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
2.
Hipertermi b.d reaksi inflamasi
Tujuan:
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
1.
Suhu dalam rentang normal
2.
Nadi dan RR dalam rentang normal
3.
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi:
1.
Monitor vital sign
2.
Monitor suhu minimal 2 jam
3.
Monitor warna kulit
4.
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5.
Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh
6.
Kompres klien pada lipat paha dan aksila
7.
Berikan antipiretik bila perlu
3.
Perubahan pola eliminasi urin b.d proses inflamasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
1.
Urin akan menjadi kontinens
2.
Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang
yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri
Intervensi:
1.
Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan
warna dengan tepat
2.
Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan
4.
Cemas b.d penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
1.
Tidak ada tanda-tanda kecemasan
2.
Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas
3.
Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur adekuat
Menunjukkan
fleksibilitas peran Intervensi:
1.
Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi,
takipneu, ekspresi cemas non verbal)
2.
Temani klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut
3.
Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
4.
Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
5.
Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis
5.
Risiko penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit
Tujuan:
Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
Intervensi:
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
1.
Bahaya penyakit menular
2.
Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
3.
Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasanga
4.
Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
menghindarinya.
6.
Harga diri rendah b.d penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
1.
Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
2.
Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
3.
Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
Intervensi:
1.
Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
2.
Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan
3.
Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan,
penampilan, pekerjaan)
4.
Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
5.
Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi
0 komentar:
Post a Comment
mohon kritik dan saranya , thank you....