Ad 468 X 60

Ads

Best friend

GANGGUAN TEGANGAN INSEPSI KORONA (TIK)


Definisi dan Etiologi Gangguan
Tourette’s syndrome atau sindrom Tourette adalah jenis gangguan neurologis yang ditandai oleh tics dan vokalisasi dari kata-kata yang muncul secara berulang-ulang dan tidak disengaja (Tourette Syndrome Association, 2008). Dalam PPDGJ-III sindrom Tourette dikategorikan dalam gangguan tic dengan kode F95.2 (Maslim, 2003).
Diagnosis
Gejala sindrom Tourette dapat berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, namun berdasarkan DSM-IV gejala umum yang biasanya muncul adalah (Zinner, 2004):
Berbagai macam tics baik itu motorik maupun vokalisasi telah muncul  beberapa kali selama kurun waktu gangguan, walaupun tidak muncul secara bersamaan
Tics sering muncul dalam sehari (biasanya dalam rentang waktu yang pendek) dan hampir setiap hari atau tidak teratur dalam periode lebih dari 1 tahun, dan selama periode ini tidak pernah ada periode bebas tics yang lebih dari 3 bulan
Kemunculannya pertama kali (onset) pada usia di bawah 18 tahun
Gangguan tidak disebabkan langsung oleh pengaruh substansi (misalnya stimulant) atau kondisi medik umum (misalnya penyakit Huntington atau postviral encephalitis)
Dalam PPDGJ-III kriteria diagnosisnya adalah (Maslim, 2003):
Tic motorik multipel dengan satu atau beberapa tic vokal, yang tidak harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul
Onset hampir selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada riwayat tic motorik sebelum timbulnya tic vokal. Sindrom ini sering memburuk pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia dewasa
Tic vokal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang berulang-ulang, seperti suara mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat cabul. Ada kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, yang dapat juga bersifat cabul (kopropraksia). Seperti juga pada tic motorik, tic vokal mungkin ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat, bertambah parah karena stress dan berhenti saat tidur
Dalam menegakkan diagnosis, walaupun telah ada panduan yang cukup jelas seringkali terjadi misdiagnosa (salah diagnosis) yang dapat berakibat buruk jika tidak diperhatikan secara serius. Beberapa kondisi komorbid juga dapat muncul pada anak atau remaja penderita sindrom Tourette, sehingga menambah kompleksitas dalam melakukan diagnosis. Untuk meminimalisasi kemungkinan kesalahan diagnosis, dapat dilakukan diagnosis banding dengan beberapa gangguan dan juga melakukanscreening atas beberapa gangguan yang memiliki komorbiditas dengan sindrom Tourette. Berikut ini adalah tabel yang memuat berbagai diagnosis banding dan gangguan komorbid (Zinner, 2004):
Diagnosis Banding untuk Sindrom Tourette
Wilson disease
Sydenham chorea
Multiple sclerosis
Head injury
Postviral encephalitis
Direct effects of a substance (e.g., neuroleptic agent)
Myoclonus (brief, simple, shocklike muscle contraction)
Spasms, including blepharospasm
Stereotypies (sering muncul pada gangguan perkembangan pervasif)
Compulsions
Transient tic disorder
Chronic tic disorder
Gangguan-Gangguan yang memiliki Komorbiditas dengan Sindrom Tourette
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (AD/HD)
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan belajar
Gangguan kecemasan
Gangguan suasana hati (mood)
Gangguan tidur
Executive dysfunctions (seperti kemampuan organisasi yang buruk dan atau proses intelektual yang inefisien)
Perilaku melukai diri
Gangguan kepribadian
Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Ada 2 kategori untuk sindrom Tourette (Tourette Syndrome Association, 2008):
Simple: Gejala-gejala yang ditunjukkan adalah tics (seperti kedipan mata, gerak tubuh & wajah) dan vokalisasi (seperti suara-suara serak yang berulang)
Complex: Gejala-gejalanya lebih berat, termasuk melompat, berputar-putar, kompulsi, dan vokalisasi pengulangan kata-kata atau suara (echolalia) dan umpatan (coprolalia)
Penyebab gangguan
Sindrom Tourette sebagian besar terjadi secara genetik (minimal riwayat tics dan OCD), namun pola pewarisan gangguan ini masih belum jelas (Robertson, 2000). Selain itu juga terdapat kemungkinan bahwa sindrom Tourette merupakan akibat dari gangguan perinatal, misalnya cedera saat kelahiran. Hipotesis terbaru menyebutkan bahwa sindrom Tourette diakibatkan oleh PANDAS (Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal infections), atau gangguan neuropsikiatris-autoimun yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus maupun virus-virus yang diduga berperan dalam perkembangan gangguan sindrom Tourette (Dhamayanti, dkk., 2004, Hoekstra, dkk., 2002, Glickman, 2008).
Dalam perjalanan gangguan, gejala akan lebih sering muncul jika anak merasakan tekanan (stress) dan ketidakstabilan emosi, terutama tics yang menjadi lebih sering muncul (Robertson, 2000).

0 komentar:

Post a Comment

mohon kritik dan saranya , thank you....