PANDUAN INTERVENSI NIC NOC
yah .... dari pada lama-lama basa-basi, lama-lama juga basi langsung aja download filenya disini
laporan pendahuluan, asuhan keperewatan dan informasi - informasi seputar keperawatan lainya
Berbagai
macam tics baik itu motorik maupun vokalisasi telah
muncul beberapa kali selama kurun waktu gangguan, walaupun tidak muncul
secara bersamaan
|
Tics sering muncul dalam
sehari (biasanya dalam rentang waktu yang pendek) dan hampir setiap hari atau
tidak teratur dalam periode lebih dari 1 tahun, dan selama periode ini tidak
pernah ada periode bebas tics yang lebih dari 3 bulan
|
Kemunculannya
pertama kali (onset) pada usia di bawah 18 tahun
|
Gangguan
tidak disebabkan langsung oleh pengaruh substansi (misalnya stimulant) atau
kondisi medik umum (misalnya penyakit Huntington atau postviral
encephalitis)
|
Tic motorik
multipel dengan satu atau beberapa tic vokal, yang tidak
harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul
|
Onset
hampir selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada riwayat tic motorik
sebelum timbulnya tic vokal. Sindrom ini sering memburuk
pada usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia dewasa
|
Tic vokal sering
bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang berulang-ulang, seperti
suara mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan kata-kata atau
kalimat-kalimat cabul. Ada kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, yang
dapat juga bersifat cabul (kopropraksia). Seperti juga pada tic motorik, tic vokal
mungkin ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat, bertambah parah
karena stress dan berhenti saat tidur
|
Diagnosis Banding untuk Sindrom Tourette
|
|
Wilson disease
Sydenham chorea
Multiple sclerosis
Head injury
Postviral
encephalitis
Direct effects of a
substance (e.g., neuroleptic agent)
|
Myoclonus (brief, simple, shocklike muscle contraction)
Spasms, including
blepharospasm
Stereotypies (sering muncul pada
gangguan perkembangan pervasif)
Compulsions
Transient tic
disorder
Chronic tic
disorder
|
Gangguan-Gangguan
yang memiliki Komorbiditas dengan Sindrom Tourette
|
|
Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (AD/HD)
Obsessive-Compulsive
Disorder (OCD)
Gangguan belajar
Gangguan kecemasan
Gangguan suasana
hati (mood)
Gangguan tidur
|
Executive
dysfunctions (seperti
kemampuan organisasi yang buruk dan atau proses intelektual yang inefisien)
Perilaku melukai
diri
Gangguan
kepribadian
Oppositional
Defiant Disorder (ODD)
|
No
|
Dx. Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri b.d.
Fisiologis: his dan penurunan kepala ke panggul
|
Setelah 6 jam
tindakan keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria:
Ibu mampu
melakukan pursed lip breathing.
Tidak mengejan
sebelum waktunya.
|
1. Managemen
nyeri
-
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau berat dan faktor presipitasi
-
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
-
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
2. Manajemen
lingkungan
-
Implementasikan tindakan untuk kenyamanan
fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi
lingkungan
-
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak
keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi :
prosedur/perawatan
-
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi
yang nyaman
-
Jika
ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
-
Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum
pembukaan lengkap
-
Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan
melakukan massage pada punggung/ paha ibu
4.
Edukasi : proses penyakit
-
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya
nyeri
-
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
5. Manajemen medikasi
-
Berikan analgetik sesuai program
-
Evaluasi keefektifan analgetik
-
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
|
2
|
Cemas b.d.
Krisis situasional: Kemajuan persalinan, nyeri persalinan.
|
Kecemasan ibu
berkurang setelah tindakan 1 jam Kriteria:
Ibu tampak
rileks.
Menyatakan
kecemasan berkurang.
|
1. Reduksi cemas
-
Lakukan
pengkajian cemas ibu.
-
Tentukan
derajat cemas ibu.
-
Bantu
ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.
-
Jaga hak privasi ibu dalam persalinan.
-
Jelaskan kemajuan persalinan dan perubahan
yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan.
-
Ajarkan teknik reduksi cemas:
Distraksi/relaksasi.
-
Motivasi keluarga untuk mendampingi ibu selama
proses melahirkan.
-
Evaluasi keefektifan tindakan yang telah
diberikan.
|
3
|
Resiko infeksi
b.d. Ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang.
|
Setelah
tindakan 3 jam ibu menunjukkan
menunjukkan kontrol terhadap infeksi.
Kriteria:
Ibu bebas dari
tanda dan gejala infeksi.
Ibu mampu
menjelaskan tanda dan gejala infeksi.
|
1.
Kontrol infeksi
-
Terapkan pencegahan universal
-
Berikan hygiene yang baik.
2.
Proteksi infeksi
-
Monitor tanda dan gejala infeksi
lokal/sistemik
-
Cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
-
Gunakan
sarung tangan steril dalam tindakan pemeriksaan dalam.
-
Pertahankan
kesterilan selama melakukan tindakan
3.
Monitor tanda vital
-
Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4.
Managemen lingkungan
-
Batasi pengunjung yang sedang demam
-
Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan
5.
Managemen eliminasi urine
-
Monitor potensi kateter, pantau karakteristik
urine, jaga hygiene genetalia.
6.
Pendidikan kesehatan
-
Berikan penjelasan tentang mengapa klien
menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7.
Administrasi medikasi
-
Berikan antibiotik sesuai program
|
No
|
Dx. Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri b.d.
Fisiologis: Proses persalinan.
|
Setelah 15
menit tindakan keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria:
Ibu mampu
mengatur pola nafas ketika meneran.
Ibu mampu
meneran dengan tepat dan benar.
Tidak terjadi
ruptur di perineum.
|
1. Managemen nyeri
-
Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
-
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
-
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
-
Ketika ibu meneran berdiri di belakang ibu
untuk mensupport ibu meneran.
-
Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu
support kedua tungkai ibu.
-
Bantu memimpin pola nafas ibu.
-
Anjurkan ibu utk merilekskan otot dasar
pelvis.
-
Membantu ibu merubah posisi jk perlu atau jk
dlm 20 mnt tdk ada perkembangan.
2. Manajemen
lingkungan
-
Implementasikan tindakan untuk kenyamanan
fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi
lingkungan
-
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak
keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi : prosedur/perawatan
-
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi
yang nyaman
-
Jika
ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
-
Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum
pembukaan lengkap
-
Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan
melakukan massage pada punggung atau paha ibu.
-
Anjurkan ibu mengatur pola nafas :sebelum
meneran tarik dua kali nafas dlm lalu baru meneran, ulangi lagi sampai
berakhirnya kontraksi dan berhenti meneran
-
Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran
5.
Edukasi : proses penyakit
-
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya
nyeri
-
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
6.
Manajemen medikasi
-
Berikan analgetik sesuai program
-
Evaluasi keefektifan analgetik
-
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
|
No
|
Dx
Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri b.d.
Fisiologis: Involusi uterus, luka episiotomi.
|
Setelah
tindakan 15 menit ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya.
Kriteria:
Tampak tenang.
Menyatakan
dapat menahan nyeri.
|
1. Managemen nyeri
-
Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
-
Monitor pelepasan plasenta.
-
Lakukan
pemijatan pada fundus uteri.
-
Lakukan
perawatan/memperbaiki perineum.
-
Anjurkan ibu untuk menggunakan tehnik nafas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri
-
Anjurkan suami/keluarga untuk menemani ibu.
2. Manajemen
lingkungan
-
Implementasikan tindakan untuk kenyamanan
fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi
lingkungan
3. Edukasi : prosedur/perawatan
-
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi
yang nyaman
-
Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran
-
Beri
dukungan pada ibu untuk beradaptasi dengan bayi.
7.
Edukasi : proses penyakit
-
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya
nyeri
5. Manajemen medikasi
-
Berikan analgetik sesuai program
-
Evaluasi keefektifan analgetik
-
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
|
2
|
Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi).
|
Kontrol
infeksi selama perawatan 3 hari. Kriteria:
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
|
1.
Infection control
-
Terapkan pencegahan universal.
-
Berikan hygiene yang baik.
-
Jahit luka dengan teknik aseptic
-
Jaga kesterilan alat yang digunakan.
-
Gunakan sarungtangan steril dalam melakukan
rindakan.
2.
Infection protection
-
Monitor tanda dan gejala infeksi
lokal/sistemik
-
Amati faktor-faktor yang menaikkan
infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi dan hidrasi
tidak adekuat, penurunan suplai darah.
3.
Vital sign monitoring
-
Monitor tanda vital.
4.
Environmental management
-
Batasi penunggu.
-
Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan.
5.
Incision site care
-
Rawat luka post episiotomi dengan cara steril.
-
Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda
infeksi
6.
Health Education
-
Berikan penjelasan tentang mengapa klien
menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7.
Administrasi medikasi
-
Berikan antibiotik sesuai program
|
No
|
Dx
Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Fatigue b.d.
Proses persalinan.
|
Ibu mampu
melakukan konservasi energi stelah tindakan 6 jam. Kriteria:
Ibu menyatakan
lelah berkurang.
Ibu mampu
mengatur pola istirahat-aktivitas.
|
1. Konservasi energi
-
Monitor
tingkat kelemahan ibu.
-
Monitor
tanda-tanda vital ibu.
-
Berikan
periode istirahat yang cukup.
-
Fasilitasi
ibu untuk istirahat.
-
Berikan
makanan/nutrisi pada ibu.
-
Berikan tambahan minuman peroral pada ibu
-
Berikan suplai oksigen yang cukup bagi ibu.
-
Ciptakan lingkungan yang tenang.
-
Batasi aktivitas ibu.
-
Libatkan keluarga untuk memberikan support.
|
2
|
PK: Perdarahan
|
Perawat mampu
meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan.
|
-
Monitor
tanda-tanda vital ibu.
-
Monitor
tanda-tanda perdarahan.
-
Monitor
pemeriksaan laboratorium.
-
Pantau
keadaan ibu.
-
Kolaborasi pemberian antihemoragik dan
transfusi jika perlu.
-
Anjurkan ibu untuk melapor jika merasa keluar
darah banyak.
-
Ajarkan tanda-tanda perdarahan pada ibu dan
keluarganya.
|
3
|
Resiko infeksi
b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive.
|
Kontrol
infeksi selama perawatan 6 hari. Kriteria:
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
Ibu menyatakan
tidak terdapat tanda infeksi.
|
1.
Infection control
-
Terapkan pencegahan universal
-
Berikan hygiene yang baik
2.
Infection protection
-
Monitor tanda dan gejala infeksi
lokal/sistemik
-
Amati faktor-faktor yang menaikkan
infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi dan hidrasi
tidak adekuat, penurunan suplai darah
3.
Vital sign monitoring
-
Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4.
Environmental management
-
Batasi pengunjung yang sedang demam
-
Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan
5.
Incision site care
-
Rawat luka post operasi dengan cara steril.
-
Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda
infeksi
6.
Post parTal care
-
Pantau produksi lochea, pantau kondisi vagina
-
Pantau kondisi uterus
7.
Urinary elimination management
-
Monitor potensi kateter, pantau karakteristik
urine, jaga hygiene genetalia.
8.
Health Education
-
Berikan penjelasan tentang mengapa klien
menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
9.
Administrasi medikasi
-
Berikan antibiotik sesuai program.
|
4
|
Kurang
perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d
kelemahan fisik
|
Ibu mampu menunjukkan kemampuan
perawatan diri: aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kriteria:
Ibu mampu melaksanakan perawatan
diri, aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan
partisipasi/bantuan minimal
Keluarga
berpartisipasi dalam perawatan diri ibu.
|
1.
Self care assistance : batuhing/hygiene
-
Anjurkan keluarga ibu untuk memfasilitasi
klien mandi
-
Anjurkan ibu untuk mandi sebersih mungkin
terutama daerah genitalia
2.
Self care assistance : feeding
-
Anjurkan ibu untuk makan dengan cara duduk,
makan secara mandiri atau dengan bantuan
-
Anjurkan keluarga untuk memberi kesempatan ibu
untuk mandiri
3.
Self care assitance : toileting
-
Berikan privacy selama eliminasi sesuai
kebutuhan
-
Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi
kebutuhan eliminasi ibu.
-
Intruksikan ibu/keluarga untuk menjaga
kebersihan setelah eliminasi
4.
Self care assistance dressing/grooming
-
Bantu ibu berpakaian
-
Kaji kemampuan ibu berpakaian
-
Demonstrasikan cara membantu ibu berpakaian.
5.
Health Education
-
Anjurkan kepada keluarga untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan secara bertahap.
-
Jelaskan manfaat perawatan diri mandiri
terhadap penyembuhan.
|
Copyright © 2012 Nursing formality. All rights reserved.
Super SEO created by Blogger Tuts | Published by GalleryBloggerTemplates.com